Rabu, 23 Februari 2011

"Keranjingan" gadget

KabarIndonesia - Perkembangan zaman yang diikuti dengan kemajuan di bidang teknologi menyebabkan perubahan gaya hidup masyarakat yang makin mobile dan mendigital. Beberapa waktu belakangan ini “keranjingan” gadget semakin mewabah di kalangan remaja.

Sesuai polling pada koresponden siswa SMA dan mahasiswa, mereka mengaku punya gadget. Bahkan 20% diantaranya memiliki lebih dari tiga gadget, 40% dua sampai tiga gadget, dan hanya 40% yang mengaku hanya punya satu. Sepertinya handphone masih jadi primadona karena 78% diantaranya adalah handphone , Mp3/ipod hanya 4% sedangakan 18% lainnya mengaku mempunyai laptop dan notebook.

“Aku punya beberapa gadget seperti handphone dan laptop, kalau hp aku punya 2 hp GSM dan satu CDMA, semuanya selalu nemenin kemanapun aku pergi…kalau ketinggal satu saja rasanya ada yang kurang gitu,” ungkap Ayu Putri, mahasiswi Public Relation Universitas Muhammadiyah Malang.

Kini gadget seperti handphone tidak lagi berfungsi sebagai alat komuikasi saja, dengan fitur-fitur yang makin modern dan canggih membuatnya sekeligus menjadi sarana entertaintment bagi penngunanya.

Kecanggihan gadget menjadi alasan paling banyak pengguna yang memiliki lebih dari satu, 40 % responden mengakui hal ini. Sedangkan 4 persen memilih gadget karena mereknya, dan sisanya memilih operasional yang mudah untuk menentukan gadget pilihannya.

“Karena aku sedikit narsis dan suka banget foto…aku memilih Sony Ericson K850i yang dilengkapi dengan kamera 5 megapixel jadi aku bisa berfoto-foto ria dengan hasil yang bagus,” tambah cewek asal kota Probolinggo ini.


Wajib Mengikuti Tren

Ritual untuk berganti-ganti ponsel sudah menjadi kewajiban remaja saat ini. Alasannya beragam, mulai dari kebutuhan sampai alasan ikut-ikutan tren dan nggak mau kalo dikatakan ketinggalan jaman. Mungkin ini yang menjadi alasan Betha Landes K.S, mahasiswi Universitas Muhammadiyah Malang yang mengaku suka gonta-ganti ponsel.

“Nggak seru ah..klo hpnya itu-itu aja, kan harus ngikutin trend,” ujar Wakil 1 Duta Wisata Kakang Mbakyu Kota Malang ini.

Nokia tipe 3610 dan 3310 adalah gadget pertama Betha saat duduk dibangku SMP. Ia kemudian berganti dengan Nokia 6600 lalu 7610 dan baru kemudian ia mengganti ponselnya dengan Nokia N73 dan N81.

Meski mengikuti tren, bukan berarti Betha menjadi latah gadget. “Aku suka gonta-ganti handphone karena aku menyesuaikan dengan kebutuhanku tapi aku juga tetep inget budget…nggak sembarangan beli hp mahal..he..he...”

Memiliki gadget banyak tak sekadar untuk up date tren saja, tapi gadget juga sangat mendukung tugas kuliah, apalagi sekarang hampir semua pembelajaran di sekolah atau universitas ter-computerized.

“Dengan adanya Komputer apalagi laptop, itu sangat membantu banget buat aku untuk mengerjakan tugas-tugas kuliahku, apalagi sekarang dosen nyuruh ngumpulin tugannya lewat email…nggak lucu donk kalau kita gaptek dan nggak punya email,” seru Bachtiar Hamzah, mahasiswa FIA Universitas Brawijaya Malang.

Saat ini dunia sudah semakin maju dan terbuka, sehingga untuk masa yang akan datang tren teknologi tidak bisa dibendung.


Gadget Nggak Hanya Positif

Sayangnya, selain punya dampak positif, gadget ini sering jadi biang kerok di sekolah. Jadi sarana canggih buat menyontek, atau ber-SMS ria bahkan mendengarkan musik saat berlangsungnya proses belajar mengajar dan lebih parahnya kecanggihan gadged ini di bubuhi hal yang ‘macam-macam’. Fenomena ini terjadi nyaris di semua sekolah.

Danang Prianggoro, siswa salah satu SMAN di Malang mengaku pernah tertangkap basah waktu mencontek lewat SMS saat ujian. “Padahal waktu itu aku udah sembunyi-sembunyi baca contekan di hpku, eh….ternyata ketahuan juga..he..he…” Ujar drummer berkaca mata kelahiran 7 Oktober 1992.

Akibatnya dia harus mendapat nilai yang kurang memuaskan. Akhirnya sekarang dia sudah menyadari untuk tidak melakukan lagi perbuatan itu.

“He..he…sejak saat itu aku jadi kapok buat nyontek dan nggak mau lagi…mendingan belajar karena percuma saja kalau nilai ujian kita bagus tapi hasil nyontek.”

Memang nggak mudah meregulasi penggunaan teknologi saat ini. Contohnya seperti teknologi internet. Sekarang semenjak internet mulai menjadi tren, remaja menjadi ketergantungan dengan internet misalnya dalam mengerjakan tugas kuliah atau sekolah.
Seperti pengalaman Olan Yofian, mahasiswa UMM jurusan Ilmu Komunikasi yang mengaku bahwa suka cari referensi tugas di internet.

“Selain facebook-an, biasanya aku juga sambil cari-cari bahan referensi buat tugas kuliahku karena internet kayak kamus serba ada… tinggal copy paste he..he…jadi nggak perlu susah-susah ke perpustakaan,” tambah cowok berambut ikal ini.

Tapi mahasiswa konsentrasi audio visual ini bilang kalau di nggak mentah-mentah mengcopy tapi dia juga memasukkan pemikirannya sendiri.

“Nggak aku copy paste gitu ajalah… aku juga nambahin dari referansi buku juga, kan nggak semua yang ada di internet itu benar,” tambahnya.

Teknologi memang nggak selamanya jadi sahabat karena kalau kita nggak bisa menggunakannya dengan benar maka bakalan jadi boomerang buat kita sendiri. (*)

0 komentar:

Posting Komentar