Selasa, 20 Desember 2011



Save the Water ! Think Global Act Local



            Sebagian kota- kota besar di Indonesia sedang mengalami penurunan kualitas dan kuantitas air tanah. Bahkan dalam acara Forum Air Dunia II (World Water Forum) di Den Haag (Maret, 2000) disebutkan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang akan mengalami krisis air pada 2025. Penelitian Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menunjukkan, sebanyak 94 persen air tanah di Jakarta sudah tercemar bakteri ecoli dan colifom. Bakteri ini timbul akibat pencemaran limbah industri maupun rumah tangga. Pembangunan yang tidak memperhatikan sistem lingkungan dan peresapan air juga membuat kondisi air tanah makin parah.
                Kondisi di atas membuat berbagai pihak terkait melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki kualitas lingkungan khususunya melakukan konservasi air. Selama ini konservasi air atau konservasi lingkungan alam identik dengan pelestarian alam dalam skala besar yang dilakukan oleh pemerintah atau perusahaan besar, misalnya penanaman 1 juta pohon, pelestarian  suaka margasatwa atau hutan lindung . Padahal upaya pelestarian air bisa kita lakukan di halaman rumah kita. Ada  beberapa langkah mudah  yang bisa kita lakukan untuk melestarikan air :

* Menggunakan air secara hemat

Ini adalah cara yang paling mudah namun sangat berpengaruh dalam usaha pelestarian air. Mungkin kita  selama ini tidak pernah bermasalah dengan ketersediaan air tanah di rumah kita namun masih banyak daerah-daerah di Indonesia yang kesulitan air bersih. Menutup kran air jika tidak dipakai adalah upaya kecil jika dibanding  menanam 1 juta pohon namun ini merupakan langkah nyata yang patut dicontoh.



*Membuang sampah pada tempatnya

Jika ada berita tentang banjir di Jakarta pasti ada liputan tentang kondisi Kali Ciliwung lengkap dengan sampah-sampahnya. Kebiasaan sebagian masyarakat yang masih membuang sampah sembarangan (apalagi jika langsung dibuang ke sungai) menjadi salah satu sumber polusi air yang serius. Selain itu hal ini menjadi penyebab terjadinya banjir. Jika kita membuang sampah pada tempatnya hal ini akan mengurangi volume sampah yang ada di sungai dan  menjadikan sungai lebih bersih. Upaya ini akan lebih efektif dengan pemisahan sampah organik dan anorganik dimana sampah organik bisa digunakan sebagai isian lubang biopori.



          

*Menanam pohon di area rumah


Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan jika kita menanam pohon di sekitar rumah. Pohon-pohon dapat menahan air hujan . Selain itu pohon menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang sangat bermanfaat bagi kehidupan kita. Pohon juga dapat menurunkan suhu lingkungan dengan cara menghasilkan uap air yang dikeluarkan melalui mulut daun. Makanya saat berada di bawah pohon yang rindang, kita akan merasa sejuk dan nyaman



 * Membuat lubang resapan air ( lubang biopori)

Biopori adalah lubang sedalam 80-100cm dengan diameter 10-30 cm, dimaksudkan sebagi lubang resapan untuk menampung air hujan dan meresapkannya kembali ke tanah. Biopori memperbesar daya tampung tanah terhadap air hujan, mengurangi genangan air, yang selanjutnya mengurangi limpahan air hujan turun ke sungai. Dengan demikian biopori juga akan mengurangi  aliran dan volume air sungai ke tempat yang lebih rendah, seperti Jakarta yang daya tampung airnya sudah sangat minim karena tanahnya dipenuhi bangunan.
 Langkah-langkah membuat lubang biopori:
  1. Menentukan lokasi sumur resapan, yang diinginkan, disarankan sumur ini dibuat di bawah talang air atau tempat yang debit air hujan cukup banyak. Jika tanah kering, basahi terlebih dahulu, agar proses pengeboran lebih mudah.
  2. Membuat lubang silindris ke dalam tanah, dengan diameter 10-30cm.
  3. Menggali  lubang mencapai kedalaman 100cm (Anda bisa menggunakan linggis atau alat bantu lainnya).
  4. Mengisi lubang dengan sampah organik dari daun-daun kering, pangkasan rumput, atau sampah dapur.
  5. Menutup lubang dengan loster (loster biasanya digunakan sebagai lubang angin yang dipasang di dinding WC atau dinding rumah yang menghadap keluar)

     Kita semua berharap pemerintah melakukan upaya yang lebih intensif dalam rangka konservasi air seperti memberlakukan perijinan pembangunan gedung-gedung yang lebih mengindahkan kelestarian lingkungan, menghentikan illegal logging,menerapkan aturan yang lebih ketat mengenai pembuangan limbah industri, serta reboisasi. Namun sebagai individu bukan berarti kita berpangku tangan saja. Kita bisa berpartisipasi misalnaya dengan melakukan upaya-upaya di atas. Hal-hal kecil yang dilakukan oleh banyak orang akan memberikan dampak yang besar. Semoga dengan kolaborasi pemerintah dan masyarakat kondisi air di Indonesia akan semakin membaik.




source:
http://www.geotek.lipi.go.id/?p=652
http://himpala.com/forums/thread-213.html
http://www.tabloidrumah.com/?p=1543
http://bumihijaumu.org/menanam-pohon-meneduhkan-rumah/



Minggu, 11 Desember 2011


Keadilan Untuk Kaum Difabel


            Baru saja diadakan ASEAN Paragames 2011 di Solo, pada 12-22 Desember 2011 yang lalu. Sebagian dari kita mungkin sempat melihat langsung atau menyaksikan lewat TV event  tersebut. Banyak yang terharu melihat para atlit yang dengan keterbatasan-keterbatasannya ternyata mampu mengukir prestasi yang membanggakan. Melalui event tersebut masyarakat diharap lebih peka terhadap kaum difabel. Di luar penyelenggaraan event tersebut masih banyak  masalah yang dihadapi kaum difabel.
            3 Desember  diperingati sebagai World Disability Day. Sebuah hari untuk menghormati para kaum difabel. Pada tanggal yang sama tahun ini puluhan anak-anak dari YPAC kota Solo sambil duduk di kursi roda masing-masing membawa poster berisi protes perlakuan diskriminatif yang masih sering mereka alami. .Juru bicara YPAC kota Solo, Sugian Noor, mengatakan “Kalau sekarang kan pandangan pada kaum difabel masih diskriminatif, dianggap rendah martabatnya, itu masih kita rasakan..mungkin pandangan seperti itu sudah menjadi stigma negatif
            Sebagian penyandang difabel merasakan tekanan psikis karena di masyarakat mereka merasa tersisih dari komunitas. Selain itu ada anggapan keliru bahwa penyandang difabel adalah golongan  yang non produktif, harus bersekolah di “Sekolah Luar Biasa”, dan ada sebuah ungkapan  yang sangat menyayat hati bila diucapkan yaitu “ penyandang cacat”. Untungnya media sudah mulai memakai ungkapan “kaum difabel” yang dirasa lebih halus.
            Di Indonesia sebagian besar fasilitas publik seperti terminal bus, stasiun, bandara, gedung-gedung perkantoran masih belum dilengkapi sarana-sarana yang memudahkan akses kaum difabel. Para penyandang difabel masih merasa kesulitan untuk mendapatkan akses fasilitas-fasilitas publik. Padahal seharusnya pemerintah memfasilitasi kebutuhan khusus para penyandang difabel agar tidak terasa terjadi diskriminasi kepada mereka.
            Ada baiknya kita melihat fasilitas-fasilitas yang dibuat pemerintah di Negara-negara maju untuk kaum difabel

Gambar di atas memperlihatkan sebuah ramp (bidang miring) yang terletak persis di samping tangga yang dipisahkan oleh dinding pendek. Dengan kemiringan yang landai para pengguna kursi roda dapat lebih mudah mendapatkan akses ke bangunan terkait. 





 Ada sedikit perbedaan antara toilet biasa dengan gambar di atas. Di sana-sini terdapat banyak pegangan untuk memudahkan penyandang difabel (khususnya para pengguna kursi roda) . Fasilitas seperti ini juga bisa ditemukan di beberapa bertaraf internasional di Indonesia untuk memudahkan pasien.


Bagi kita yang diberikan penglihatan normal berjalan lurus bukan hal yang sulit namun bagi para penyandang tuna netra walaupun sudah memakai tongkat hal tersebut terkadang masih sulit dilakukan . dengan jalur pemandu mereka akan lebih mudah berjalan lurus.



Tempat-tempat dimana jalur pemandu ini sebaiknya dibangun:
  • Di bagian depan jalur lalu-lintas kendaraan
  • Di depan pintu rnasuk/keluar dari dan ke tangga
  • Di pintu rnasuklkeluar pad a terminal transportasi urnurn atau area penurnpang
  • Pada trotoar  yang rnenghubungkan antara jalan dan bangunan.
            Sudah selayaknya pemerintah memberikan kemudahan-kemudahan dalam bentuk fasilitas-fasilitas agar para penyandang difabel mendapatkan haknya sebagai warga negara.
            Di beberapa negara maju bahkan murid-murid ataupun mahasiswa difabel bersekolah ataupun kuliah di sekolah-sekolah umum. Hal ini memperlihatkan persamaan hak kepada semua warga negara.
Masyarakat dan pemerintah di negara maju memang cenderung lebih toleran kepada kaum difabel. Selayaknya kita meneladani hal tersebut. Tentu sebagai individu kita harus menyadari bahwa mereka pada dasarnya sama dengan kita. Hanya mungkin sejak lahir mereka tidak diberikan fisik yang sempurna atau karena terjadi kecelakaan yang menyebabkan mereka harus kehilangan anggota tubuhnya.. semoga ke depan pemerintah kita lebih peduli kepada nasib para kaum difabel.